NARASI ANAK NEGERI
Oleh:Nanda Ramadana. Rahman
Indonesia,Sebuah Nama
Sebuah Cerita. Negara mana yang tak kenal dengan Indonesia,sebuah Negara yang
punya sejarah panjang dan sumber daya yang melimpah sampai-sampai di juluki
sebagai Surga Dunia. Letaknya yang sangat Strategis karena di apit oleh Benua
Australia dan Asia serta Samudera Hindia dan Pasifik selain itu juga Indonesia
merupakan Negara Kepulauan karena terdiri dari pulau-pulau yang di kelilingi
oleh lautan yang luas. Terdiri dari 13.667 pulau,dengan luas daratan 1.922.570
km2 dan luas perairan lautnya mencapai 3.257.483 km2 (belum termasuk perairan
ZEE). Panjang garis pantai mencapai 81.459 km2 merupakan garis pantai
terpanjang jika ditambah dengan ZEE, maka luas perairan Indonesia sekitar 7,9 juta
km2 atau 81% dari luas keseluruhan. Maka bisa di katakan bahwa Indonesia adalah
Negara Maritim yang mempunyai banyak potensi sumber daya yang di dominasi oleh
lautan tetapi bukan berarti daratan tidak memiliki potensinya.
Sungguh luar biasanya
Negeri ini dia bukan hanya menyimpan sejarah panjang yang luar biasa tetapi
punya cerita di balik sejarah itu. Potensi Negeri Ibu Pertiwi telah membuat
1511 dan 1610 berani angkat bicara tentang Bangsa Eropa yang berbondong-bondong
mengelilingi Dunia dengan penuh resiko hanya dengan satu tujuan yaitu menemukan
Indonesia,menjajah dan menguasainya. Realita 70 Tahun lalu telah membuktikan
bahwa 3,5 abad lamanya kita di jajah,tetapi sejarahpun tak berbohong lewat 1908
yang melahirkan Boedi Utomo,1928 Sumpah Pemuda ternyata mampu melahirkan
generasi muda yang punya semangat kemerdekaan. Lewat perjuangan yang panjang
dan berdarah-darah dari para golongan muda dan tua akhirnya Proklamasi
Kemerdekaan berhasil di bacakan oleh Ir.Soekarno pada hari Jumat,17 Agustus
1945 atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang dan tanggal 8 Ramadan
1364 menurut kalender Hijriah bertempat di Jalan Pengangsaan Timur 56, Jakarta
Pusat.
Tak salah jika potret
sejarah Indonesia mengatakan bahwa sejarah Indonesia adalah sejarah para
pemuda, seiring berjalan waktu sapaan pemuda ini kemudian berganti menjadi
Mahasiswa. Mengutip Bahasa dari seorang tokoh dalam Film Naruto yaitu Hatake
Kakashi “Para generasi baru pasti akan melampaui para pendahulunya”.
Mahasiswapun membuktikan bahwa namanya juga menjadi catatan penting dalam
lembaran sejarah Indonesia. Angkatan 1965-66,angkatan 1974-75,serta angkatan
1998 Reformasi telah membuktikan bahasa dari Hatake Kakashi. Tetapi pasca itu
semua realita berkata lain dan apakah bahasa Hatake Kakashi masih menjadi
pendamping realita hari ini??? Hanya Bangsa sendiri yang mampu menjawab.
Realita telah
membuktikan bahwa bangsa hari ini semakin mengalami keterpurukan dan
ketertinggalan baik di bidang ekonomi,sosial,maupun politik. Keterpurukan dan
ketertinggalan yang telah menyebar bagaikan virus ini ternyata telah
mengakibatkan kemiskinan masih menjadi Raja di tanah Ibu Pertiwi, tingkat
pengangguran cenderung meningkat,investasi tidak berjalan optimal,serta
penyakit KKN (Kolusi,Korupsi,Nepotisme) telah menjadi ratu di Negeri ini.
Sedangkan saat ini negara-negara lain seperti Cina,India,Malaysia dan negara
Asia lainnya sedang mengalami kemajuan di berbagai sektor sedangkan jika di
tenggok ke Negeri sendiri kita seakan mati suri. Berbagai permasalah datang
silih berganti tanpa henti,pergulatan babak pertama dan babak ke dua melahirkan
ORLA dan ORBA plus babak tambahan waktu Reformasi ternyata mengantar kita
kepada kekalahan fatal lewat gol kemenangan yang di cetak oleh Word Bank dan
IMF ternyata membawa dampak besar sampai saat ini. Berbagai permasalahnpun
datang dan pergi begitu saja tanpa ke jelasan. Saat ini bangsa kita sedang di
landa penyakit Kebakaran Hutan dan virus asap yang terus menjalar ke berbagai
daerah,apakah kebakaran hutan merupakan akibat dari kemarau panjang? Jawabannya
Tidak dan tidak. Kebakaran hutan yang telah melanda daerah Sumatra merupakan
penyakit rutin Negeri Ibu Pertiwi yang selalu datang di setiap tahun dan tentu
saja kebakaran hutan bukan sekedar permainan ataupun bencana alam tetapi
kebakaran hutan di lakukan oleh para mafia-mafia yang tergabung dalam sebuah
organisasi yang terorganisir dalam melakukan berbagai tindakannya,misi dari
para mafia ini adalah untuk merauk keuntungan dari segi Ekonomi
sebanyak-banyaknya.
Hal inilah yang
kemudian menimbulkan dampak pada sektor-sektor penting negara ini khususnya
pada sektor Ekonomi yang berakibat pada meningkatnya kemiskinan serta
kesenjangan ekonomi. Kemiskinan yang telah membabi buta ini adalah dampak dari
permainan sistem yang menindas dan sistem Ekonomi kita hari ini di kawal dan di
giring oleh para mafia-mafia Ekonomi yang tergabung dalam OTB (Organisasi Tanpa
Bentuk), tugas dari para mafia ini adalah untuk mengarahkan Perekonomian
Indonesia kepada kepentingan Kapitalis, seperti yang di sampaikan oleh salah
satu mantan Presiden Amerika Serikat Richard Nixon “ Indonesia adalah negara
yang besar dan kaya maka kita harus kuras habis sumber dayanya dan jangan pernah biarkan mereka
jatuh ke tangan Cina dan Uni Soviet,Indonesia merupakan sekutu yang bagus bagi
kita” berkaca dari bahasa tersebut ternyata bangsa Indonesia hari ini di
miskinkan oleh sistem bukan karena rasa malas bahkan kemiskinanpun menjadi
penyakit tahunan bagi Indonesia di tambah lagi konflik antara Agama dan Daerah
membuat Multikulturalisme yang seharusnya menjadi identintas dan pelangi dalam
bangsa ini berubah menjadi gelap dan menakutkan. Pancasila yang seharusnya
menjadi pedoman hidup bangsa kini hanya tinggal nama dan lebih tragisnya lagi
saat ini kita di jajah dan di tondong dengan kelembutan yang membungkus rapi
kerakusan dan ketidakadilan serta di alam bawah sadar ternyata bangsa ini
sedang menjadi target perang Asimetris
atau non militer.
Realita hari ini telah
membuktikan bahwa Indonesia sedang menuju kehancuran secara teratur. Maka
timbullah pertanyaan di mana peran Mahasiswa yang di juluki sebagai Agen
Perubahan? Di manakah penyambung lidah rakyak saat ini?. Pasca tragedi
reformasi 1998,prestasi mahasiswa sebagai agen perubahan semakin tinggal
cerita, potret-potret realita hari ini telah angkat bicara bahwa mahasiswa hari
inipun bukan lagi sebagai agen perubahan tetapi agen yang di rubah. Mahasiswa
yang di kenal sebagai kaum-kaum intelektual kini berubah menjadi kaum-kaum
hedonisme, rasa acuh terhadap keadaan negeri ini sudah menjadi budaya yang
melekat dalam kehidupan mahasiswa,bahkan kondisi mahasiswa hari ini lebih
cenderung bersaing secara penampilan
bukan intelektual. Budaya membaca,menulis dan diskusi yang menjadi senjata
penggerakpun sudah kalah jauh dari budaya K-POP yang menjadi tren saat ini .
Paradigma mahasiswa saat inipun telah bergeser dari paradigma revolusi berubah
menjadi “Cepat selesai cepat kerja” hal ini membuat rasa tanggung sosial serta
peran secara moral,politik maupun sosial menjadi paradigma yang terabaikan.
Seharusnya setelah
melihat kondisi bangsa ini yang terus terombang-ambing arus globalisasi maka
mahasiswa sudah harus mengambil tindakan. Mahasiswa yang terkenal sebagai Agen
of control sosial,agen of change dan iron stok seharusnya mempunyai peran yang
besar dalam merubah kondisi bangsa hari. Jika hari ini kita masih terus diam
dan menjadi penonton, kita akan menjadi bagian dari penghianatan terhadap
bangsa sendiri. NKRI adalah harga mati bukan harga pasar, bahasa seperti ini
yang harus di tanamkan sedalam-dalamnya dalam setiap pemikiran mahasiswa saat
ini. Sudah saatnya mahasiswa angkat bicara dan berteriak lantang tentang
perubahan sudah saatnya penyambung lidah rakyak bergerak demi perubahan.
Perubahan di lakukan bukan hanya melalui sosialisai,sosialisasi merupakan
paradigma yang telah basih yang harus segera di ganti. Paradigma yang harus
tertanam dalam cakrawa berfikir seorang mahasiswa saat ini adalah
membaca,menulis,diskusi,aksi dan refleksi.
Sudah seharusnya Sumpah
Mahasiswa dan Sumpah Pemuda menjadi perisai perubahan,pancasila sebagai pedoman
dasar dan biarkan UUD 1945 memandu perubahan sesuai dengan isinya. Semangat
Nasionalisme harus di tumbuhkan kembali,jika bukan kita yang merubah lalu siapa
lagi kalau bukan sekarang kapan lagi. Sudah saatnya mahasiswa menciptakan
kejutan-kejutan yang pro terhadap rakyat dan Pancasila. Jika hari ini kita
sebagai mahasiswa hanya melakukan aktivitas kampus,kos,mol maka kita sebagai
generasi muda penerus bangsa harus siap menjadi budak bangsa lain serta harus
mampu melihat anak cucu kita di jajah dan di tindas di Negeri sendiri. Kita
semua boleh hidup di saat kondisi bangsa hari ini sedang mengalami kehancuran
tetapi tidak ada alasan dan penghambat yang menghalangi kita untuk terus
berterik-teriak tentang perubahan. Ingatlah Wahai Mahasiswa Indonesia bahwa
kita punya janji,kita punya sumpah yang akan di pertanggungjawabkan dunia
maupun akhirat. Jika kita biarkan kondisi hari ini terus membabi buta berati
kita siap untuk hancur dan sangguupkah kita melihat Tanah Kelahiran di Bumi
Hanguskan serta di hancurkan oleh bangsa lain? Hanya bangsa sendiri yang mampu
menjawab.
Komentar
Posting Komentar